Bidik Indeksasi Scopus, Pascasarjana IAIN Pekalongan Gelar Workshop dan FGD Tata Kelola Jurnal Hikmatuna

Print

Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan menyelenggarakan workshop dan FGD (Focus Group Discussion) pengelolaan Jurnal Hikmatuna menuju indeksasi Scopus pada Senin (14/06/2021). Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan. Tahap pertama adalah kegiatan workshop yang diselenggarakan secara virtual dan tahap kedua adalah FGD yang diselenggarakan secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan workshop adalah Dr. Parmin, M.Pd., Editor in Chief (Pimpinan Redaksi) Jurnal Pendidikan IPA Indonesia dari Universitas Negeri Semarang. Selain itu, Editor in Chief Jurnal Hikmatuna, Dr. Makrum, M.Ag., juga bertindak sebagai keynote speaker (pembicara kunci) dalam kegiatan ini. 

Dalam sambutannya, Dr. Makrum, M.Ag., menyampaikan bahwa Jurnal Hikmatuna telah berdiri sejak tahun 2013, sehingga pada tahun 2021 ini telah menerbitkan Volume (Edisi) ke-9. Prestasi yang telah dicapai oleh Jurnal Hikmatuna saat ini adalah menjadi jurnal yang terakreditasi nasional dengan peringkat Sinta 2. “Dengan melihat pencapaian saat ini, sudah saatnya Jurnal Hikmatuna menjadi ‘go global’ dengan menuju indeksasi Scopus. Hal ini bertujuan agar para kontributor dan pembaca Jurnal Hikmatuna menjadi lebih luas dan tentunya bisa menjadi wadah penyerbarluasan ilmu”, tuturnya. 

WS hikmatuna1

Sementara itu, Dr. Parmin, M.Pd., selaku pemateri menyampaikan bahwa dengan memiliki jurnal internasional bereputasi (terindeks Scopus) ada beberapa manfaat yang diperoleh, diantaranya meningkatnya reputasi lembaga dan negara melalui publikasi internasional. Lebih lanjut, dalam paparannya, pemateri menyampaikan jika sebuah jurnal ingin diterima dan di-indeks oleh Scopus, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. “Pertama, Focus and Scope jurnal harus spesifik dan terperinci; dan tentunya focus dan scope-nya masih jarang sehingga ini nanti akan memberikan peluang untuk diterima di Scopus. Kedua, Perhatikan susunan dewan editor (editorial boards) dan juga reviewer. Usahakan Dewan editor dan reviewer berasal dari dalam dan luar negeri. Ketiga, perhatikan konsistensi antara abstrak dan isi artikel. Dewan editor harus jeli dalam memilah dan memilih artikel yang layak dipublikasikan, sehingga kualitas artikel yang diterbitkan benar-beanr terjaga”, ungkapnya.

Kegiatan tahap kedua, yakni Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan secara tatap muka di Larasasri Resort and Spa, Salatiga. Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah dua pakar jurnal Scopus, yaitu: Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto dan Faizal Risdianto, S.S., M.Hum., dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 

WS hikmatuna

Dalam paparannya, Prof. Asfa memberikan masukan terkait tampilan (layout) dan isi (content) dari artikel-artikel yang terbit di Jurnal Hikmatuna. Beliau menyampaikan bahwa layout juga menjadi salah satu indikator penilaian oleh pihak Scopus terkait diterima atau ditolaknya sebuah jurnal untuk di-indeks. Namun, bagian yang terpenting adalah kualitas isi dari artikel-artikel yang diterbitkan dari jurnal tersebut. Selain itu, pengelola jurnal juga harus konsisten dalam hal template atau struktur artikel jurnal. “Pengelola harus jelas dalam menentukan struktur yang harus dipatuhi oleh para penulis (authors), misalnya apakah menggunakan pola IMRAD (Introduction, Method, Results, and Discussion) atau pola tematik”, tegasnya.

Lebih lanjut, Faizal Risdianto juga menambahkan pendapatnya terkait pengelolaan Jurnal Hikmatuna. Beliau menegaskan bahwa tata kelola dan isi atau konten dari artikel-artikel yang dipublikasikan dari sebuah jurnal menjadi penilaian utama dari pihak Scopus. Selain itu, pihak Scopus juga akan menilai dari sisi keberagaman dan kepakaran Editorial Boards (Dewan Editor) dan International Advisory Boards (Reviewer Internasional). Seorang Editor-in-Chief dari sebuah jurnal seharusnya memiliki H-Index Scopus yang lebih tinggi dari pada dewan editor yang lain. “Terkait dengan International Advisory Boards, sebaiknya jurnal yang hendak diajukan ke Scopus memiliki tim reviewer internasional yang setidaknya mewakili dari 3 (tiga) wilayah benua, misalnya perwakilan dari Asia, Eropa, dan Afrika. Hal ini secara tidak langsung juga memberikan kesan bahwa pengelola jurnal tersebut benar-benar memiliki kualifikasi yang baik”, pungkasnya.  -(M. Ali Ghufron, Tim Humas Pascasarjana IAIN Pekalongan)

 

Adapun yang menjadi narasumber kegiatan ini adalah Prof. Olivia Fachrunnisa, S.E., M.Si., Ph.D., Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, yang juga seorang peneliti aktif dan telah menghasilkan 29 artikel yang telah diterbitkan di jurnal internasional bereputasi (terindeks Scopus). Kegiatan ini, selain diikuti oleh mahasiswa dan dosen yang ada di lingkungan IAIN Pekalongan, juga diikuti oleh para akademisi dari luar IAIN Pekalongan.

 

Dr. Ali Muhtarom, M.H.I., Ketua Program Studi Magister Ekonomi Syariah yang juga sekaligus Ketua Panitia kegiatan workshop ini, menyampaikan di dalam sambutannya bahwa peserta yang mendaftar dalam kegiatan ini sebanyak 342 peserta, yang berasal dari akademisi (dosen dan mahasiswa) IAIN Pekalongan dan Perguruan Tinggi lain dari berbagai wilayah di Indonesia. Terkait dengan kegiatan ini, beliau menyatakan, “Ini adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana IAIN Pekalongan, namun tema yang diangkat setiap tahunnya berbeda, dan tahun ini kita fokus pada keterampilan menulis akademik”.

 

Lebih lanjut, Dr. Ali Muhtarom, M.H.I. menuturkan terkait tujuan dari kegiatan workshop ini. “Salah satu tujuan dari workshop kali ini adalah untuk membangun dan meningkatkan budaya akademik, khususnya terkait bidang penulisan karya ilmiah di lingkungan Program Pascasarjana IAIN Pekalogan, sehingga dosen dan mahasiswa bisa menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan layak publikasi di jurnal bereputasi”, pungkasnya.

 

Selain itu, Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., Direktur Program Pascasarjana IAIN Pekalongan yang juga sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa saat ini, kegiatan menulis karya ilmiah di lingkungan akademisi Indonesia sedang digalakkan. Sehingga kegiatan serupa sangat digandrungi oleh para akademisi Indonesia untuk meng-upgrade keilmuan di bidang penulisan akademis. “Hal ini didasari oleh masih adanya kesenjangan atau gap antara jumlah akademisi di Indonesia dengan jumlah karya tulis ilmiah bereputasi yang dihasilkan, sehingga pemerintah Indonesia menggalakkan penulisan karya ilmiah bagi akademisi”, tuturnya.

 

Di akhir sambutannya, Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag. menyampaikan harapannya terkait penyelenggaran kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini bisa menajdi sarana tholabul ‘ilmi bagi para peserta dalam hal menulis karya ilmiah, sehingga para peserta yang statusnya masih menjadi mahasiswa program pascasarjana bisa menulis tesis yang berkualitas dan bisa dijadikan artikel yang layak dipublikasikan. Sedangkan, bagi para dosen, semoga ilmu yang diperoleh menjadi sarana pengembangan keterampilan menulis artikel ilmiah yang layak publikasi di jurnal internasional bereputasi agar dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara”, pungkasnya.

 

Selaras dengan pernyataan Ketua Panitia dan Direktur Program Pascasarjana IAIN Pekalongan, Prof. Olivia Fachrunnisa, S.E., M.Si., Ph.D. mengungkapkan pentingnya publikasi ilmiah bagi para akademisi. Dengan membangun budaya publikasi ilmiah, setidaknya ada 7 (tujuh) hal yang bisa dikembangakan, yaitu: budaya baca, budaya tulis, budaya jujur (tidak plagiat), budaya berbagi, budaya menghargai orang lain, budaya berpikir analitis, dan budaya dialog (musyawarah). Lebih lanjut, Beliau menyatakan “publikasi merupakan bentuk integritas akademisi dan menjadi salah satu indikator profesionalisme. Melalui publikasi, para akademisi berarti telah turut andil dalam mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan IPTEKS” paparnya.