Pascasarjana | IAIN Pekalongan

Gugus Kendali Mutu (GKM) Pascasarjana menghadiri Pelatihan Optimalisasi Sistem Penjaminan Mutu dalam Menuju SAN (Sistem Akreditasi Nasional) berbasis ISO 21001:2018

E-mail Print PDF

Rabu, 11/03/2020. Gugus Kendali Mutu (GKM) Pascasarjana bersama tim GKM Fakultas dan Perwakilan LPM menghadiri undangan dari PT Decra dengan tajuk Pelatihan Optimalisasii Sistem Penjaminan Mutu dalam Menuju SAN (Sistem Akreditasi Nasional) dengan Menerapkan ISO 21001:2018 Educational Organization Management System yang diselenggarakan sejak hari Senin sampai dengan Selasa, 9-10 Maret 2020 bertempat di Hotel Luminor, Surabaya. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Perguruan Tinggi lain yang sama-sama telah memperoleh sertifikat ISO 21001:2018 dari PT Decra.

Acara pada hari pertama dibagi menjadi 2 sesi dengan 4 topik utama. Sesi pertama dimulai dari pukul 08.00-12.00 dengan 3 topik yaitu Introduction of ISO Benefits for Quality Improvement of Higher Education Management, ISO Certification Process of PTN/PTS for ISO 21001:2018, dan Eleven (11) Principles of ISO 21001:2018. Sesi kedua dimulai dari 13.00-16.00 dengan topik Context Organization and Leadership.

GKM Pasca 12-3-20

Penyampaian materi pada hari pertama diawali dengan penjelasan mengenai perbedaan sistem akreditasi baru sembilan kriteria dengan sistem akreditasi sebelumnya. Dimana perbedaannya adalah 1) Perubahan tanggung jawab pengusulan dokumen akreditasi dari Ketua/Koordinator Program Studi menjadi Pimpinan Unit Pengelola Program Studi; 2) Pergeseran paradigma dalam akreditasi dari input-process based ke output-outcome based. Outcome based accreditation yang dimaksud pada APS adalah luaran dan capaian pendidikan terkait mahasiswa dan lulusan 3) Perubahan tugas pengusul akreditasi, dari mengisi borang ke melakukan evaluasi diri yang terkait dengan pengembangan unit pengelola program studi dan program studi. 4) Perubahan tugas asesor dari mendeskripsikan data dan informasi menjadi melakukan asesmen atas hasil evaluasi diri. 5) Pergeseran nature proses akreditasi dari quality check menuju quality assurance, dalam rangka peningkatan mutu berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) dan pengembangan budaya mutu (Quality Culture Development). 6) Adanya pelibatan pengusul akreditasi dalam pemberian umpan balik penyusunan laporan akreditasi.

Pemaparan materi selanjutnya difokuskan pada pengarahan tentang optimalisasi penerapan ISO 21001:2018 yang telah diperoleh dalam rangka persiapan menghadapi sistem akreditasi baru Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) menggunakan sembilan kriteria. Bapak Era Putranto, selaku pemateri menekankan bahwa optimalisasi standar ISO 21001:2018 sangatlah penting dilakukan mengingat poin-poin yang ada pada standar tersebut telah mengkover 9 kriteria yang dibutuhkan dalam akreditasi BAN PT. Jadi, dengan optimalisasi standar ISO selain akan mendapatkan keuntungan berupa sistem manajemen yang sehat secara berkelanjutan, juga sekaligus akan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan akreditasi 9 kriteria sehingga diharapkan dapat memperoleh nilai akreditasi yang memuaskan.

Acara pada hari kedua juga dibagi menjadi 2 sesi dengan 3 topik utama. Sesi pertama dimulai dari pukul 08.00-12.00 dengan 1 topik yaitu Commitment and Risk Management of ISO 21001:2018. Sesi kedua dimulai dari 13.00-16.00 dengan 2 topik yaitu Resourcess and Educational Planning dan Control, Monev, and Improvement Based on ISO 21001:2018. Inti materi pada hari kedua ini adalah pentingnya pentingnya pembuatan rencana strategis yang matang dan pemahaman atas resiko baik resiko internal dan eksternal. Resiko terberat sebuah Perguruan Tinggi adalah menurunnya kepercayaan masyarakat dimana indikatornya adalah pencapaian nilai akreditasi. Oleh karena itu, perencanaan dan identifikasi resiko sangatlah penting untuk menjadi sebuah langkah dalam melakukan quality improvement. Dalam bidang operational, dokumen yang jelas mengenai strategi, metode, hingga evaluasi pembelajaran harus tersedia secara lengkap, hal ini sebagai pedoman seluruh dosen yang akan meningkatkan kepuasan Mahasiswa. Dalam bidang sumber daya, kualifikasi dosen hingga pengamalan tri dharma perguruan tinggi dosen harus dipastikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, kegiatan kontrol dan monev baik dari unsur pimpinan secara langsung, melalui lembaga penjaminan mutu, hingga Gugus Kendali Mutu (GKM) sangatlah penting untuk dilakukan demi tercapainya peningkatan kualitas mutu yang berkelanjutan. (Staf PPs).